Wednesday, April 13, 2011

TEKS PIDATO


Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Yang saya hormati Saudara Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dan para
Anggota Lembaga-lembaga Negara.
Yang saya hormati Menteri Pendidikan Nasional dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu.
Yang saya cintai Saudara Ketua Umum PGRI, Prof. Dr. Haji Muhammad Surya yang juga salah
satu dari sahabat saya, para tamu Pimpinan Organisasi Guru dari negara sahabat, khususnya dari
Brunei Darussalam dan dari Singapura.
Yang saya muliakan para Alim Ulama, para Pemuka Adat, para Tokoh Masyarakat, Pimpinan
Organisasi Kemasyarakatan Kaum Perempuan, para Mahasiswa, para Pelajar, khususnya para
Guru yang saya cintai dan saya banggakan.

Marilah pada kesempatan yang membahagiakan ini sekali lagi, kita panjatkan puji syukur ke
hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena kepada kita semua masih diberi
kesempatan, kekuatan, dan insya Allah kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita,
tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Kita juga bersyukur
hari ini, di tempat ini kita dapat menghadiri Peringatan Puncak Hari Guru Nasional Tahun 2007
dan Hari Ulang Tahun PGRI ke-62.

Sebelum saya melanjutkan sambutan saya ini, saya ingin menyampaikan pengantar singkat. Tadi,
pagi hari sekitar jam 07.00 pagi, saya dan rombongan terbang dari Halim Perdanakusuma Jakarta
menuju ke Riau ini. Kami semua menggunakan busana, pakaian yang sangat membanggakan ini.
Di pesawat, kita melihat 2 lambang PGRI kita pakai, terus terang dengan perasaan syukur,
bangga dan bahagia. Semoga pelita yang ada di lambang yang terlihat di kanan, kiri ini. Pelita
yang ada di dada-dada Saudara menerangi kehidupan bangsa Indonesia, menuntun perjalanan
bangsa menuju masa depan yang lebih baik.

Selama 30 tahun dulu saya mengabdi di karier pertama, di lingkungan TNI, 3 tahun saya
bertugas sebagai guru, guru militer, 3 tahun sebagai dosen. Saya pernah mengikuti pendidikan
PGSLP di Malang. Oleh karena itu, kita semua mencintai profesi guru, kita semua berterima
kasih atas segala pengabdian para guru yang mengantarkan kita semua menapaki masa depan
menuju cita-cita kita.

Pemimpin hakekatnya juga seorang guru, tidak harus kita menjadi Guru Bangsa, Bapak bangsa
atau Ibu bangsa, menjadi guru pun luar biasa mulianya, karena persyaratan menjadi guru sejati
amatlah berat. Dalam bahasa Jawa, guru sering dikatakan digugu dan ditiru. Ucapan seorang
guru, ucapan seorang pemimpin harus dapat dipercaya, karena benar, faktual, bukan fitnah dan
dapat dipertanggungjawabkan. Digugu, diikuti, dipercaya. Ucapan guru, ajakan guru, ajakan
pemimpin dilakukan dengan memberi contoh, menjadi contoh, akhirnya diikuti oleh anak
didiknya. Jika itu dilakukan pemimpin, diikuti rakyatnya, ditiru.

Seorang guru, pemimpin, apalagi tingkatan yang Guru Bangsa, yang berat bagi kita menuju ke
situ, itu lebih lagi persyaratkan untuk berfikir dan berbuat untuk masyrakat dan bangsanya. Lebih
mawas diri ketimbang melihat orang lain apalagi dengan kebiasaan, kebahagiaan, menyalahkan,
mengkritik secara berlebihan seolah-olah semua mereka salah, berat. Oleh karena itu, mari kita
menjadi guru yang baik, pemimpin yang baik, mawas diri, ilmu padi, makin berilmu, makin tunduk.
Menutup pidato saya ini, di pesawat tadi, saya mendapatkan laporan dari Menteri Negara
Pemberdayaan Aparatur Negara tentang apa yang dilakukan untuk menyelesaikan tenaga honorer
dari sebagian profesi, apakah guru, guru bantu, guru tidak tetap dan yang lain-lain, tenaga
kesehatan, tenaga penyuluh, tenaga teknis, tenaga administrasi dan lain-lain, jumlahnya jutaan
kita ingin selesaikan dalam waktu 5 tahun ini. Yang sudah selesai tahun 2007 adalah guru yang
berjumlah 351.505 yang statusnya masih bantu, tidak tetap dan lain-lain telah mendapatkan NIP
akan kita tuntaskan, yang sisa pada akhir 2007 ini. Tenaga Kesehatan juga selesai 2007, tenaga
penyuluh selesai tahun 2007. Yang lain, tenaga teknis dan tenaga administratif, Insya Allah akan
kita selesaikan pada tahun 2008 dan tahun 2009, sehingga tuntas sudah selama 5 tahun yang
selama ini belum jelas statusnya, kita pastikan statusnya untuk resmi menjadi Pegawai Negeri
Sipil Republik Indonesia.

Sekian Saudara-saudara. Terimalah sekali lagi, rasa sayang, rasa bangga kami kepada para guru. Mari kita lanjutkan pengabdian kita, jayalah guru Indonesia, jayalah pendidikan kita untuk masa depan kita bersama.
Sekian. 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

No comments:

Post a Comment